Mari Berpedekate Ria dengan Anime

09.40.00
Mari Berpedekate Ria dengan Anime

Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir setiap penghuni muka bumi ini mengetahui apa itu anime, sekalipun mereka tidak terjun ke dalam dunianya. Anime dapat dibilang sebagai salah satu daya tarik dari negeri Sakura, karena pada dasarnya mereka jadi menyukai Jepang, entah itu budayanya, bahasanya, atau tempat wisatanya.

Anime atau dituliskan dalam katakana アニメ dibaca animé, namun sayangnya, berkat kesotoyan  kenyamanan dalam melafalkan, Indonesia memiliki beragam macam dalam menyebut kata animé. Misalnya saja anime, animu, a-nim, dan e-nim. Tentu saja hal ini sama sekali tidak masalah. Namun, diharapkan setelah membaca ini kalian jadi bisa melafalkannya dengan baik, yang berarti juga kalian sudah lebih dekat dengan animé atau bisa dikatakan pedekate kalian sukses.

Kata animé berasal dari animation dan berkat pronunciation orang Jepang yang Masya Allah sekali, animation ini jadi disebut anima-shon. Lalu akhirnya orang Jepang pada tahun 1970 menyebut karya animasinya sebagai animé.

Animasi itu sendiri muncul ke dunia pada abad ke-20. Saat itu, para pembuat film mengeksperimenkan teknik animasi yang sudah ada di Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan Russia. Lalu animasi atau animé di Jepang lahir pada tahun 1913 setelah First Experiments in Animation yang dilakukan oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi, dan Kitayama Seitaro. Pada tahun 1917, Oten Shimokawa membuat animé pertama yang mendapat gelar “The First” dengan judul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi adalah segalanya, terbukti dari animé pertama ini, Oten-san menyelesaikannya dalam kurun waktu 6 bulan hanya untuk animasi yang berdurasi 5 menit dan bahkan bisu atau tidak memiliki suara. Mengikuti karya Oten, Seitaro Kitayama pada tahun 1918 menyusul dengan animé Namakura Gatana (sempat disebut sebagai “The First” karena kesalahan dalam penelitian), Urashima Taro, Saru Kani Kassén, Momotaro, dan Taro no Banpei. Namun sayangnya, akibat gempa bumi di Tokyo pada tahun 1923, catatan tentang animé Taro no Banpei ini hilang. Selain Oten dan Seitaro, ada juga beberapa animator lain, yaitu Junichi Kouichi (Hanahekonai Meitou no Maki, 1917), Sanae Yamamoto (Obasuteyama, 1924), Noburo Ofuji (Saiyuki, 1926 dan Kujira, 1927), Yasushi Murata (Dobutsu Olympic Taikai, 1928). Pada 1931, muncul animé pertama yang mempunyai sekuel yaitu Sarugashima (1930) dan kelanjutannya yaitu Kaizoku-bune.

Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki.
Tentang seorang samurai yang sedang 
mengetes pedangnya dengan suatu target.


Namakura Gatana.
Tentang pedang yang membosankan.


Urashima Taro.
Tentang cinta seorang nelayan pada seorang putri.


Saru Kani Kassen.
Tentang pertarungan antara seekor kera dan kepiting.


Chikara to Onna yo no Naka.
Tentang suami yang takut istri namun berselingkuh dibelakangnya. 


Amerika yang pada tahun 1927 telah berhasil membuat animasi dengan menggunakan background musik diikuti oleh Jepang dengan menghadirkan animé Kujira karya Noburo Ofuji pada tahun yang sama. Tak puas dengan Kujira, Ofuji meluncurkan Kuro Nyago yang dapat berbicara pada tahun 1930 dengan durasi 90 detik. Kenzo Masaoka yang merasa kurang puas dengan animé-animé yang telah ada, pada tahun 1932 atau sebelum Perang Dunia II Masaoka menggunakan optic track pada animénya, Chikara to Onna no Yononaka.

Dalam tahun 1943 Masaoka bersama dengan seorang muridnya, Senoo Kosei, membuat kurang lebih lima episode animé berjudul Momotaro no Umiwashi (Momotaro, the Sea Eagle). Animé yang ditayangkan ini merupakan animé Jepang pertama dengan durasi lebih dari 30 menit (short animated feature film). Mendekati akhir dari Perang Pasifik, yaitu pada bulan April 1945, Senoo telah membuat dan menampilkan kurang lebih sembilan episode animé yang merupakan karya besarnya, Momotaro: Umi no Shinpei (Momotaro: Devine Soldier of the Sea). Animé ini merupakan animé Jepang pertama yang berdurasi panjang, yaitu sekitar 72 menit (animated feature film). Keduanya adalah animé propaganda yang mengadaptasi dari cerita legenda terkenal Jepang, Momotaro, dan merupakan salah satu dari animé terpopuler pada masa tersebut. Noburo Ofuji juga pernah mencoba membuat animé yang berwarna. Pada saat itu ia membuat animé Ogon no Hana (1930) dengan hanya 2 warna, tetapi tidak pernah dirilis. Animé pertama yang dirilis dengan warna baru muncul lama setelah itu yaitu Boku no Yakyu (1948) karya Megumi Asano.

Setelah Perang Dunia II, industri animé dan manga bangkit kembali berkat Osamu Tezuka. Tezuka yang dijuluki “Godof Manga” ini pada saat itu baru berusia sekitar 20 tahun, dengan karyanya Shintakarajima yang terinspirasi dari kartun Disney (1947) ini dalam beberapa tahun saja menjadi sangat terkenal. Ketika habis masa kontraknya dengan Toei pada tahun 1962, Tezuka kemudian mendirikan Osamu Tezuka Production Animation Departement, yang kemudian disebut dengan Mushi Productions dengan produksi pertamanya film pendek berjudul Aru Machi Kado no Monogatari (1962). Produk Mushi Production yang terkenal adalah Tetsuwan Atom (Astro Boy). Namun Tetsuwan Atom bukanlah animasi televisi buatan lokal pertama yang ditayangkan. Tetsuwan Atom merupakan animé TV seri pertama dengan durasi 30 menit yang sukses go international.

Astro Boy
 Astro Boy.
Tentang robot yang mempunyai kekuatan luar biasa. 

Ya, berhubung kemageran lagi mampir, kita sudahi dulu pedekate-nya. Pedekate mulu, get a life dulu kali. Jadi, hikmah yang dapat kita ambil adalah mari kita juga berusaha dalam menekuni sesuatu, jika ada niat ya pasti ada niat. Mari Berpedekate Ria akan hadir lagi dengan tema yang berbeda.

Jadi sampai jumpa di Mari Berpedekate Ria lainnya :).



Ditulis oleh : Intan Maryam Safitri (@intanmarsjaf- Div. Kepenulisan JFUIN

Artikel Terkait

Previous
Next Post »